Jumat, 12 Agustus 2011

Jauhi Banyak Bicara, Berikan Teladan!

Jakarta - Seringkali mulut kita tidak tahan untuk tidak berkomentar. Alhasil, dalam sejam saja, sudah ratusan komentar kita 'persembahkan' untuk orang lain. Kita menghadiahi hati orang dengan ucapan-ucapan atas kelakuan yang dibuatnya, versi kita sendiri. Sementara di saat yang sama, karena sibuk mengurusi perilaku orang lain, kita jadi lupa dengan kelakuan diri sendiri.

Lihatlah diri kita sendiri yang mungkin kerap menyuruh anak kita tidak berbohong dan beberapa menit kemudian, menyuruh anak menerima tamu dengan mengatakan, "Bilangin, ayah sedang keluar kota!" Atau seorang yang kerap meminta anaknya disiplin belajar, tapi tepat saat jam belajar sang anak, dia asyik menonton sinetron yang dibintangi artis pujaannya, dan itu dilakukan hanya beberapa jengkal dari kamar anaknya.

Rasulullah mengatakan, "innama bu'itstu liutammina makarima al-akhlaq (sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia)".

Persoalan akhlaq adalah persoalan kebiasaan. Jika seseorang terbiasa dengan lingkungan yang jelek, maka sedikit banyak akhlaqnya ikut menjadi jelek. Namun, yang paling utama adalah, bahwa akhlaq itu adalah hasil kerja keras. Dalam sebuah pemeo disebutkan, manusia itu cenderungnya jahat, kikir, dan sombong. Maka, jika ada manusia dermawan, baik dan rendah hati, maka percayalah, itu adalah hasil dari latihan berat. Latihan melawan kodratnya yang bersifat buruk.

Mengapa seorang pimpinan sering dilecehkan? Atau mengapa seseorang kehilangan kepercayaan? Itu terjadi biasanya karena orang tersebut kurang berbuat dan terlalu banyak berbicara. Mulut yang manis indah penuh retorika tidak cukup, dan perlu dibuktikan dengan perilaku yang meyakinkan.

Teladan, atau contoh adalah sebuah kunci bagi masyarakat yang sedang sakit. Ketika di negara ini digemborkan slogan hemat energi, kenyataannya gemboran itu jauh di bawah seruan untuk membeli peralatan elektronik kapasitas besar, termasuk kendaraan terbaru yang mahal.

Jadi, mulai saat ini, hentikan mulut yang liar berbicara, tapi berikanlah teladan dan contoh yang menggugah.

Sumber : Jauhi Banyak Bicara, Berikan Teladan!

Selasa, 09 Agustus 2011

Indahnya Membantu

Jakarta - Di dalam bulan Ramadan, tersimpan sebuah pelajaran berharga, sebuah empati ketika merasakan lapar dan haus yang sangat di siang hari. Mungkin demikianlah yang dirasakan sebagian saudara kita yang sedang kesulitan ekonomi.

Bersyukurlah bagi yang saat ini masih dapat bersantap sahur dengan nyaman dan berbuka puasa dengan aneka hidangan. Boleh saja menikmati semua itu, asalkan tetap ingat dengan kondisi manusia lain yang tidak sama kondisinya. Agama tidak melarang untuk menjadi kaya atau berlebih, selama tetap mawas diri dan peduli dengan sekeliling.

Rasulullah SAW bersabda:

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat (HR Muslim).

Penggalan hadis di atas memberitahukan kepada kita, bahwa jika ingin urusan kita dimudahkan oleh Tuhan, maka kita harus juga menjadi penolong atas kesulitan orang lain. Jangan kikir! Tidak selamanya pertolongan itu berupa dana/ uang. Bisa jadi, bantuan untuk mengatasi kesulitan orang lain adalah tenaga, bahkan ada juga, hanya dengan menjadi pendengar yang baik, sudah merupakan bantuan yang berharga. Semua itu adalah sedekah. Bahkan, dalam hadisnya yang lain, Rasulullah bersabda: "Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah".

Sebagai makhluk sosial, manusia akan senantiasa membutuhkan pertolongan orang lain. Perlu kita selalu pahami, bahwa Tuhan tidak akan pernah mengirim malaikatnya untuk menolong hambanya yang sedang susah, tapi Dia menggerakkan hati manusia yang Dia pilih untuk memberikan pertolongan. Membantu sesama muslim dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik memberikan infak, zakat, maupun membantu dengan menyumbangkan tenaga dan ilmu serta bahkan hanya memberikan senyuman untuk sesama hamba Allah.

Membantu orang lain adalah salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah, dan bagi siapa saja yang bersyukur, maka Allah pasti akan terus menambah kenikmatan yang dianugerahkan padanya. Allah SWT berfirman: Jika engkau bersyukur maka akan Ku-tambah nikmatmu, tapi jika engkau mengingkari, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih" (QS Ibrahim: 16).

Wallahu a'lam bis shawab.

Sumber : Indahnya Membantu

Sudahkah Kita Merasa Cinta dengan Rasul

Jakarta - Pernah memiliki idola, semisal artis atau bintang film populer? Bagaimana rasanya, apakah kita merasa bangga dengannya? Atau kita merasa bahagia ketika bisa memajang foto mereka di kamar atau layar komputer?

Mungkin juga kita merasa sangat senang ketika dalam sebuah jumpa fans, dan saat dia melemparkan syal-nya, ternyata syal itu jatuh ke tangan kita. Setelah itu kita mungkin akan menyimpannya di lemari, dan setiap hari menyempatkan diri untuk sekadar melihat, dan itu memuaskan diri sendiri.

Lebih jauh lagi, kita mungkin merasa percaya diri, ketika bisa meniru sebagian dari apa dia lakukan, mungkin cara berpakaian, gaya bicara bahkan restoran tempat favorit sang artis pujaan. Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita setidaknya mengenal dengan baik profil panutan kita, Nabi Muhammad SAW? Banyak di antara kita barangkali tidak mengenal sosok yang satu ini. Just as a prophet, hanya sebagai Nabi, tahu namanya dan perannya serta percaya, itu saja mungkin.

Padahal, jika kita tahu betapa hebat dan cemerlangnya sosok Nabi Muhammad SAW ini, maka tidak ada lagi alasan untuk kita tidak menyukainya. Dan inilah penyakit klasik yang obatnya pun klasik juga. Obatnya sederhana, perbanyak membaca sejarah dan literatur tentangnya, karena dia telah tiada. Jika para artis terkenal dengan bantuan media infotainment, maka Nabi Muhammad SAW terkenal karena perannya menyebarkan agam Islam ke seluruh penjuru dunia, melalui kiprah para sahabatnya yang berani mati, dan tangguh.

Allah SWT berfirman:  "Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri." (QS Al Ahzab: 6).

Sebagaimana halnya perintah mengerjakan salat dan puasa, maka mengetahui ihwal tentang Nabi adalah kewajiban untuk kita. Tak jarang, orang begitu rajin sedekah, salat, dan puasa, hanya karena dia terpesona dan terpengaruh oleh ceramah salah satu Ustadz kondang. Insya allah jika orang itu pernah mengetahui bagaimana Nabi salat, puasa dan sedekah, tanpa ajakan sang Ustadz pun akan langsung tertarik dan ingin menirunya.

Syihabuddin Al Alusi mengatakan, "Nabi SAW tidaklah memerintahkan sesuatu dan tidak ridho pada umatnya kecuali jika ada maslahat dan mendatangkan keselamatan bagi mereka. Berbeda dengan jiwa mereka sendiri. Jiwa tersebut selalu mengajak pada keburukan". Oleh karena itu, kecintaan pada beliau mesti didahulukan daripada kecintaan pada diri sendiri.

Cintai Rasul kita melalui pengetahuan atas sejarah beliau. Wallahu a'lam.

Sumber : Sudahkah Kita Merasa Cinta dengan Rasul

Sabtu, 06 Agustus 2011

Setiap Kamis, Bupati Berkantor di Kecamatan Untuk Dengarkan Keluhan Warga

Pemkab Asahan melakukan perubahan tempat coffee morning yang merupakan program Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP. Setiap hari Kamis, bupati akan berkantor di kecamatan.

Perubahan itu dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat menyampaikan aspirasi maupun keluhan yang dialami secara langsung kepada bupati.
Kabag Humas Pemkab Asahan Rahman Halim AP, Jumat (5/8) di kantor Bupati Asahan menyebutkan, setelah ramdan 1432 H ini, pertemuan antara masyarakat dengan bupati di gelar di dua tempat yakni di kecamatan  seluruh Asahan yang dilakukan secara bergantian setiap hari Kamis dan di rumah dinas bupati setiap hari Selasa.
 “Bupati atau wakil bupati secara bergantian akan mengunjungi kecamatan satu kali seminggu yakni hari Kamis dan dilakukan secara bergilir,” sebut Kabag Humas.
Diutarakannya, bupati/wakil bupati akan bergantian untuk turun ke kecamatan dan berkantor di kantor camat. Diperkirakan kecamatan yang pertama dikunjungi setelah perobahan jadwal coffee morning ini adalah Kecamatan Bandar Pulau, selanjutnya bergilir ke kecamatan lainnya dan untuk Asahan diketahui berjumlah 25 kecamatan.  (van/syaf)

Sumber : Setiap Kamis, Bupati Berkantor di Kecamatan Untuk Dengarkan Keluhan Warga

Kamis, 04 Agustus 2011

Tiga Jalan Menuju Surga

Jakarta - Dari Abdullah bin Salam RA, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan (kepada orang yang membutuhkannya), dan salatlah kalian di saat manusia tertidur di kegelapan malam, maka kalian akan masuk surga dengan selamat." (HR Turmudzi, Ahmad & Darimi)

Dalam hadis di atas, Rasulullah SAW menggambarkan kepada kita adanya tiga jalan yang dapat mengantarkan kita menuju surga dengan selamat. Ketiga jalan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan Salam

Memberikan atau mengucapkan salam merupakan salah satu syiar Islam dan juga sunnah Rasulullah SAW. Bahkan dalam salah satu hadisnya Rasulullah SAW menggambarkan bahwa salam merupakan cara paling efektif untuk menumbuhkan rasa Ukhuwah Islamiyah dan rasa cinta serta kasih sayang di antara sesama Muslim.

Dan ternyata di balik segala keutamaannya, menyebarkan salam juga dapat mengantarkan seseorang pada pintu surga yang senantiasa menjadi idaman setiap orang yang beriman. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, 'Kalian tidak bisa masuk ke dalam surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahu tentang satu hal yang apabila kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? (yaitu) Sebarkanlah salam di antara kalian. (HR Muslim)

Di samping itu, mengucapkan salam juga dapat menghilangkan rasa 'ketidaksukaan' orang lain terhadap diri kita, mengobati rasa 'rindu' terhadap saudaranya sesama Muslim, dsb. Bahkan lebih luas lagi, mengucapkan salam juga dapat mengantarkan sebuah masyarakat menjadi masyarakat Islami, karena salah satu makna dan substansi dari salam adalah perdamaian dan kesejahteraan. Dan kedua hal tersebut merupakan pondasi masyarakat yang Islami.

2. Memberikan Makan (kepada orang-orang yang membutuhkannya)

Hal kedua yang dapat mengantarkan seseorang pada pintu surga adalah dengan memberikan makan kepada orang yang membutuhkannya, atau memberikan buka puasa bagi orang-orang yang berpuasa. Memberikan makan merupakan gambaran yang baik bagi suatu masyarakat Islami. Di mana setiap anggota masyarakat saling memiliki rasa keterikatan dan persaudaraan, sehingga setiap orang tidak rela manakala ada saudaranya atau tetangganya kelaparan dan kesulitan.

Memberikan makan ini juga tidak harus berupa barang yang bersifat makanan. Namun dapat juga dikiaskan dengan bantuan lain, seperti bantuan keuangan, pertolongan, dan lain sebagainya. Memberikan makan juga merupakan implikasi dari sunnah Rasulullah SAW, yaitu bahwa 'tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah' (HR Bukhari). Dan tidakkah kita 'suka' menjadi yang lebih baik?

3. Salat di Keheningan Malam

Hal ketiga yang digambarkan Rasulullah SAW agar seseorang dapat mencapai gerbang surga adalah melaksanakan salat tahajud di tengah keheningan malam. Atau di bulan Ramadan ini dengan melaksanakan salat Tarawih secara istiqamah.

Salat di keheningan malam, terutama di saat-saat manusia lain tengah terlelap dengan mimpinya, merupakan gambaran nyata kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT. Saat-saat tengah malam merupakan saat-saat yang paling berat untuk meninggalkan tempat tidur menuju tempat wudu guna menyucikan jiwa menghadap Allah SWT.

Saat-saat seperti ini merupakan saat yang paling efektif untuk mengisi ruhiyah dengan pancaran cahaya keimanan dari Allah SWT. Bahkan begitu berharganya, hingga salah seorang ulama mengistilahkan waktu tengah malam dengan "Addaqa'iq Al-Ghaliyah" (detik-detik yang sangat berharga). Karena di saat inilah, Allah SWT membuka lebar-lebar pintu rahmat bagi para hamba-Nya yang memohon ampunan dan maghfirah-Nya.

Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim sejati, marilah kita berupaya untuk dapat mengamalkan ketiga amalan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini, khususnya di bulan Ramadan yang penuh dengan kemuliaan-Nya. Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang kelak Allah berikan kenikmatan surga-Nya. Amin.

Wallahu a'lam bis shawab.

Sumber : Tiga Jalan Menuju Surga

Pemkab Asahan Gelar Safari Ramadan ke 202 Masjid

KISARAN- Pemkab Asahan berencana mengunjungi 202 masjid/musolla yang tersebar di beberapa kecamatan di Asahan. Kunjungan ke masjid tersebut dalam rangka safari Ramadan. Tapi sebelum acara safari ramadan, terlebih dulu digelar acara buka bersama di rumah dinas Bupati Asahan, Selasa (2/7).
Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang dan Wakil Bupati H Surya BSc atas nama tampak akrab dalam kegiatan buka puasa bersama, salat Magrib berjamaah, salat Isya berjamaah dan salat tarawih.
Bupati dalam pidatonya mengaku sangat berbahagia karena dapat bertatap muka dengan para ustadz dan alim ulama.
“Ini adalah salah satu berkah bulan ramadan. Ramadan adalah bulan harmonisasi, setelah sebelas bulan kita sibuk dengan aktivitas masing-masing. Di bulan yang baik ini, mari kita tingkatkan ukhuwah islamiyah kita,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu bupati juga mengajak  dan meminta kesediaan para ustadz dan alim ulama untuk  dapat mendampingi tim safari ramadan Pemkab Asahan yang akan turun ke 202 masjis/musolla yang ada di desa/kelurahan selama dua malam yaitu Rabu (3/8) dan Kamis (4/8).
”Saya mohon kepada para ustadz dan alim ulama  dapat  memberikan imbauan dan tausiyah serta berupaya menemukan solusi bagi permasalahan permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Asahan,” ungkapnya.
Taufan juga meminta bantuan dari para ustadz yang nantinya memberikan ceramah pada tim safari ramadan agar dapat menyampaikan tiga hal utama yaitu visi dan misi Pemkab Asahan yakni agar masyarakat tahu apa tujuan pembangunan Asahan dan bagaimana masyarakat dapat berperan dalam mewujudkan visi dan misi tersebut.
Pada acara buka puasa itu, Ustadz H Salman Tanjung MA saat memberikan ceramah meminta kepada seluruh masyarakat Asahan, khususnya yang beragama islam untukm meningkatkan keimanan. Karena bulan ramadan merupakan bulan yang penuh pengampunan dan penuh berkah. (van/syaf)
Sumber : Pemkab Gelar Safari Ramadan ke 202 Masjid

Senin, 01 Agustus 2011

Memaksimalkan Ibadah Puasa Ramadan

Jakarta - Dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idi RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang disebut dengan Bab ar-Rayan. Akan masuk dari pintu tersebut orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat dan tidak akan ada seorang pun yang masuk dari pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan, 'Di manakah orang-orang yang berpuasa?' Lalu mereka berdiri. Tidak dapat masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Apabila mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup. Dan tidak seorang pun dapat masuk melalui pintu tersebut (kecuali mereka)." (HR Bukhari & Muslim)

Terdapat beberapa hikmah mendalam yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahwa Allah SWT demikian memuliakan sha'imin dan sha'imat hingga menyediakan satu pintu khusus di surga yang diperuntukkan hanya bagi mereka-mereka yang menjalankan ibadah puasa. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah puasa bukanlah sebuah ibadah yang biasa-biasa saja. Namun ibadah puasa memiliki manzilah (posisi) yang sangat mulia di sisi Allah SWT, yang dapat mengantarkan pelakunya masuk ke dalam surga melalui Bab ar-Rayan (pintu ar-Rayan).

2. Oleh karena itulah, penting bagi kita semua untuk menjalankan ibadah puasa secara maksimal, dalam artian mengikuti segala ketentuan hukum yang telah ditetapkan Allah SWT dan Rasulullah Saw. Jangan sampai kita telah bersusah payah menjalan ibadah puasa, namun ternyata kita tidak berhak masuk surga dari pintu ar-Rayan, dikarenakan puasa kita tidak mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan baik dalam Al Qur-an maupun As-Sunnah. Di antara ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah puasa adalah sebagai berikut:

a) Memiliki tekad yang kuat, dan niat yang ikhlas semata-mata mengharap keridhaan Allah SWT. Ibadah puasa Ramadhan merupakan ibadah yang langsung akan diberikan pahala oleh Allah SWT sendiri. Oleh karenanya perlu penekanan pada sisi keikhlasan dalam menjalankannya, yaitu semata-mata hanya mengharap keridhaan Allah SWT. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, "Semua amal ibadah anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan pahala padanya." (HR Bukhari)

b) Menginapkan niat, minimal sejak sebelum fajar. Berbeda dengan puasa sunnah yang diperbolehkan untuk berniat setelah terbitnya fajar, dalam puasa Ramadhan, disyaratkan untuk 'memabitkan' (baca; menginapkan) niat sejak malam hari, atau minimal sejak sebelum terbit fajar. Rasulullah Saw. bersabda: Dari Hafsah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang tidak memabitkan puasa sejak sebelum fajar, maka tiada puasa baginya." (HR Nasa'i)‏

c) Makan Sahur. Selain berfungsi untuk memberikan kekuatan selama menjalankan ibadah puasa, sahur merupakan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Karena dalam sahur terdapat 'keberkahan' dari Allah SWT, yang mungkin tidak terdapat pada waktu-waktu yang lain. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Dari Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya pada makan sahur itu terdapat keberkahannya." (HR Bukhari)‏

d) Mengakhirkan sahur. Sahur dianjurkan untuk diakhirkan hingga menjelang waktu subuh. Dalam sebuah hadits diriwayatkan: Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Zaid bin Tsabit menyampaikan padanya bahwasanya mereka sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian mereka bangkit untuk melaksanakan salat. "Aku (Anas bin Malik) bertanya, "Berapa jarak antara keduanya (antara sahur dan shalat)? Zaid berkata, "Sekitar 50 atau 60-an ayat". (HR Bukhari)‏

e) Banyak beristighfar pada waktu-waktu sahur (sebelum subuh)‏. Waktu sahur (sebelum subuh atau sepertiga malam terakhir), merupakan waktu-waktu yang sangat baik untuk bermunajat kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: "Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS Addzariyat (51): 18)

Oleh karenanya, hendaknya di waktu-waktu tersebut, kita mengurangi 'tertawa', dan memperbanyak istighfar dalam munajat kepada Allah SWT, atau diisi dengan membaca Al Quran serta berdzikir memuji keagungan Allah SWT.

Wallahu a'lam bis shawab.

Sumber : Memaksimalkan Ibadah Puasa Ramadan

kompas.com